Gunung Ibu di Indonesia kembali meletus, menyemburkan lava panas dan asap tebal

Belum ada perintah evakuasi baru, tetapi pengunjung dan penduduk desa telah diberitahu untuk mengosongkan zona 4 hingga 5 kilometer dari puncak.
Gunung Ibu di Maluku Utara meletus pada hari Rabu, memuntahkan lava panas dan kolom asap serta abu setinggi 1.000 meter ke langit, kata seorang pejabat.
Gunung berapi yang terletak di Pulau Halmahera ini meletus pada pukul 21.45 waktu Indonesia bagian timur dan mengeluarkan lava pijar setinggi 300 meter di atas puncak.
Seorang pejabat di pos pemantauan Gunung Ibu, Axl Roeroe, mengatakan gunung berapi itu juga memuntahkan kolom abu kelabu tebal yang bergerak ke arah timur dan mencapai ketinggian 2.300 m di atas permukaan laut.
"Data seismik mencatat amplitudo maksimum 14 milimeter dengan durasi letusan satu menit 15 detik," kata Axl, Rabu, seperti dilansir Kompas .
Ia mengatakan suara letusan tersebut terdengar di pos pengamatan yang terletak di Desa Gam Ici, sekitar 9 km dari gunung tersebut.
Tidak ada perintah evakuasi baru, tetapi pengunjung dan penduduk desa telah diminta untuk mengosongkan zona 4 hingga 5 km dari puncak. Pihak berwenang juga menghimbau masyarakat untuk mengenakan masker wajah dan kacamata pelindung jika terjadi hujan abu vulkanik.
Pihak berwenang telah mempertahankan status Gunung Ibu pada Level III siaga , level tertinggi kedua dari empat tingkat sistem peringatan gunung berapi.
Gunung Ibu merupakan salah satu gunung berapi paling aktif di negara ini, yang meletus sekitar 1.000 kali pada bulan Januari saja.
Letusan dahsyat yang terjadi pada 16 Januari lalu mendorong Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengevakuasi puluhan warga dari enam desa yang berada dalam radius 6 kilometer dari puncak.
Letusan di tempat lain
Sehari sebelumnya, Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), meletus 179 kali dengan mengeluarkan suara gemuruh dan dentuman keras.
Seorang pejabat di pos pemantauan gunung berapi, Stanislaus Ara Kian, mengatakan letusan berlangsung antara 27 dan 225 detik, dengan pembacaan seismik berkisar antara 17 hingga 38 milimeter.
"Gunung tersebut mengeluarkan kolom abu berwarna putih keabu-abuan setinggi 200-300 meter di atas puncak. Puing-puing vulkanik juga terpantau dalam radius 500 meter dari pusat letusan," katanya pada hari Rabu.
Stanislaus mengatakan status Gunung Raung masih berstatus waspada level II dan menghimbau masyarakat agar tidak beraktivitas dalam radius 25 km dari puncak.
Pihak berwenang juga mengimbau warga desa Jantona, Lamatokan, Todanara, dan Amakaka – yang terletak di kaki gunung berapi setinggi 1.523 meter tersebut – untuk tetap waspada terhadap jatuhnya batu dan tanah longsor akibat gunung berapi.
Warga yang tinggal di dekat aliran sungai yang berhulu di Gunung Ile Lewotolok juga diimbau untuk waspada terhadap kemungkinan datangnya aliran lahar, apalagi saat ini musim hujan masih berlangsung.
Minggu lalu, letusan besar juga terjadi di Gunung Lewotobi Laki-laki di NTT, yang mendorong pihak berwenang untuk menaikkan status waspada ke tingkat tertinggi dan mengevakuasi sekitar 5.000 orang dari desa-desa dalam jarak 8 km dari puncak.
Maskapai penerbangan domestik dan internasional terpaksa membatalkan puluhan penerbangan ke pulau Bali karena gunung berapi tersebut mengeluarkan awan abu yang membumbung tinggi lebih dari 8 km ke langit.
Letusan tersebut juga menyebabkan seorang petani setempat menderita luka bakar serius. Ia meninggal pada hari Kamis setelah menerima perawatan medis